Akhir-akhir ini, Bang Jack merasa kok Clubhouse sudah ga kedengeran namanya ya? Apa Clubhouse sudah mulai ditinggalkan? Ini yang menjadi pertanyaan besar untuk Bang Jack. Dulu waktu awal-awal pandemi, saat dimana kegiatan-kegiatan kebanyakan dilakukan di rumah, Clubhouse dijadiin platform untuk bertukar cerita atau mendengarkan cerita dari suatu topik yang dibahas oleh narasumber. Kalo gasalah di bulan April 2021 ya Clubhouse lagi booming-boomingnya. Nah dari situ banyak orang yang join (berdasarkan dari undangan ya) untuk mendengarkan cerita-cerita dari narasumber untuk mengisi waktu kosong. Sayangnya, Clubhouse ini cuma ada di iPhone, jadi untuk pengguna Android, mohon maaf nih belum bisa pake haha.
Ada Apa Dengan Clubhouse?
Pada bulan Juli 2021, Clubhouse mengakhiri sistem undangan dan yang dulunya hyped dan mulai membuka aplikasi tersebut ke audience luas. Pada bulan Agustus, Clubhouse merupakan aplikasi jejaring sosial terpopuler ke 35 di App Store. Clubhouse mengalahkan dating apps seperti Tinder, Bumblee, dan yang lainnya. Tetapi saat ini, Clubhouse sudah mulai ditinggalkan oleh audience. Bang Jack penasaran kenapa hal ini bisa terjadi. Setelah diseldiki, bukan salah dari Clubhouse nya kenapa aplikasi ini udah jarang digunakan. Hmm, jadi apa ya alasannya? Nah ada empat asumsi yang bisa dibilang jadi alasan audience udah mulai meninggalkan Clubhouse.
1. Tidak Dibangun Dengan Fondasi dan Komunitas yang Kuat
Community. Source: ignaciolibrary.org
Clubhouse ini digunakan pada saat waktu senggang, dan kebetulan pas awal-awal pandemi, banyak orang yang memiliki waktu senggang, sehingga mereka bisa sering pakai Clubhouse. Banyak public figure yang memakai Clubhouse untuk sarana cerita, curhat atau bahkan menjadi edukasi dadakan. Nah, dari situ maka banyak audience yang aware dan ingin join untuk menikmati pembahasan di Clubhouse. Nah masalahnya adalah, saat public figure tersebut merasa bosan dan ga memakai Clubhouse lagi, audience juga ikut-ikutan ga pakai. Dari sini bisa diasumsikan bahwa fondasi yang dibangun dari komunitas Clubhouse masih belum kuat, padahal aplikasi ini masih memiliki cadangan ratusan juta dollar untuk bisa menginvestasikan ke dalam bentuk pengembangan-pengembangan lainnya.
2. Audience Balik Ke Kehidupan Normal
Normal Life. Source: aa.com.tr
Pengguna Clubhouse menurun drastis saat mereka sudah mulai terbiasa dalam aktivitas mereka selama pandemi. Banyak audience yang sudah mulai bekerja, mulai bertanam, mulai melakukan kegiatan-kegiatan lain di luar rumah, sehingga menyita waktu yang cukup banyak. Sehingga audience sudah jarang untuk join di Clubhouse. Tapi tidak menutup kemungkinan audience akan balik ke Clubhouse selama aplikasi tersebut menawarkan fitur-fitur yang lebih menarik untuk mereka.
3. Audience Menganggap Aplikasi Ini Kurang Berguna Atau Relevan
Orang-orang sudah mulai bisa keluar dan bertemu dengan keluarga besar atau teman-temannya. Mungkin ini sebuah euforia karena pandemi masih belum berakhir. Tetapi setelah sekian lama, hal ini tetap berjalan dan orang-orang mulai menemukan kembali suatu kegiatan yang berguna dan relevan dalam kehidupan mereka. Bang Jack berpikir, ternyata mereka juga jenuh sama Clubhouse. Sepertinya mereka harus bisa mengubah target market mereka menjadi customer centric, sehingga aplikasi ini bisa mulai dilirik lagi oleh audience.
4. Problem di Kurasi Konten
Kurasi saat ini sangatlah perlu karena audience butuh sesuatu yang bermanfaat dan juga untuk menghindari konten yang tidak berguna dan mengarah ke hal-hal yang negatif. Platform seperti Youtube, Instagram mempunyai sistem kurasi yang membuat mereka bisa menampilkan konten yang aman dan mudah untuk dikonsumsi. Karena Clubhouse merupakan aplikasi yang mengandalkan audio, maka sulit untuk mengkurasi konten yang aman dan layak untuk dikonsumsi. Sehingga hal ini menjadi PR untuk Clubhouse supaya bisa menampilkan konten yang lebih aman dan enak untuk digunakan oleh khalayak luas.
Untuk saat ini, popularitas dari Clubhouse sedang menurun. Tetapi tidak menutup kemungkinan audience untuk bisa kembali mengunjungi Clubhouse selama mereka mencari cara untuk berkembang dan berinovasi supaya bisa menampilkan konten yang menarik dan relevan untuk audience luas. Bila kalian penasaran bagaimana approach kami dalam growth bisnis, cek homepage kami dan langsung book FREE consultation session dengan tim Skipjack Digital.